Wadah Bagi Penyintas Kanker

Memperingati Hari Kanker Sedunia yang jatuh setiap 4 Februari, Women’s Obsession kali ini menampilkan salah satu komunitas kanker yang ada di Jakarta, yakni Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC). Memiliki tiga rumah singgah, komunitas ini menjadi wadah bagi para penyintas kanker di Tanah Air. Sejauh ini, sudah lebih dari seribu orang yang pernah tinggal di rumah singgah tersebut.

Di antara berbagai macam penyintas kanker yang paling banyak singgah adalah penderita kanker payudara, serviks, dan nasofaring. Tidak hanya menyediakan tempat bernaung, komunitas ini juga menjadikan kegiatan mengedukasi masyarakat sebagai rutinitas. Salah satunya dengan menggelar acara wisata ilmiah ke daerah-daerah. Diberi nama wisata, kegiatan tersebut dikemas menyenangkan dan melibatkan para penyintas kanker yang menjadi anggota komunitas. Tidak bergerak sendiri, CISC juga menggandeng dokter-dokter ahli.

“Bekerja sama dengan pemerintah daerah dan organisasi masyarakat, tapi kami lebih mengutamakan edukasi ke daerah yang belum memiliki rumah sakit khusus terpadu untuk kanker. Jadi lebih ke daerah dan bukan kota besar,” ujar Aryanthi Baramuli Putri selaku pendiri dan ketua CISC.

 

Baca Juga:

Bekal Jadi Seorang Ibu

Dukungan Untuk Perempuan

 

Didirikan dengan tujuan mendukung para penyintas kanker dan memberikan informasi mengenai secara tepat, komunitas ini juga bergabung dengan Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS). Bersama para dokter kandungan dan selebritas, CISC ingin menyuarakan secara luas pencegahan kanker serviks. Hal tersebut dikarenakan, kanker jenis ini bisa dicegah dengan pemeriksaan dini dan vaksin secara tepat.

“Saat mendirikan komunitas ini, memberikan pendampingan kepada penyintas kanker itu ternyata memberikan manfaat juga untuk diri saya. Padahal awalnya berpikir komunitas ini hanya akan bermanfaat untuk mereka. Salah satunya saat ada pasien baru yang melakukan check up, saya jadi ingatbelum melakukan check up. Jadi di sini sebetulnya semua sama, saling memberikan manfaat,” jelasnya saat ditanya apa hal menarik mengepalai komunitas ini.

Salah satu syarat untuk bisa tinggal dirumah singgah milik CISC adalah berasal dari kelas tiga. Selain itu, pasien juga harus didampingi satu orang untuk selalu menjaga kondisinya. Tersedia dapur, penghuni rumah singgah dapat memasak sendiri makanan yang diinginkan. Untuk hal konsumsi, pengelola hanya menyediakan beras dan air. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan pantangan dari setiap pasien disana.

Komunitas yang dibentuk tahun 2003 ini juga memiliki kelompok tari yang telah melanglang buana ke berbagai daerah di Tanah Air. Setahun setelah CISC berdiri, kelompok tari pun dirintis dengan bermodalkan enam orang anggota. Menjalankan latihan setiap Senin dan Rabu, para anggota kelompok tari terdiri dari para perempuan penyintas kanker. Semangat yang bergejolak dalam diri membuat mereka rela menempuh perjalanan jauh untuk bisa berlatih gerakan tari-tarian.

“Saya ingin teman-teman merasakan manfaat di organisasi ini. Sehingga bisa dipergunakan oleh untuk menyebarluaskan pentingnya deteksi dini, pencegahan, dan juga informasi pengobatan kanker. sebanyak 43% kanker itu bisa dicegah dengan pola hidup sehat sebetulnya. Itulah sebabnya, kami terus saling memberi semangat satu sama lain,” tambah Aryanthi menutup perbincangan.

 

Naskah: Indah Kurniasih Foto: Edwin Budiarso