dr Ayu Widyaningrum: Keluarga Kunci Kesuksesan dalam Berkarier

Owner Widya Esthetic Clinic

 

Banyak perempuan menyikapi bahwa karier dan keluarga adalah pilihan. Namun, bagi perempuan yang kuat, cerdas, dan berani, baik karier maupun keluarga bukanlah sebuah pilihan, karena yakin dan berusaha secara maksimal untuk bisa menjalankan keduanya dengan seimbang.

 

Memang ini bukanlah hal yang mudah diraih, karena itulah hanya perempuan pantang menyerah yang mampu menjalankannya. Begitu pula dengan dr. Ayu Widyaningrum, MM, Master of AAM dan Master of IBAMS, owner dari Widya Esthetic Clinic yang mempercayai bahwa keluarga adalah kunci kesuksesan dalam berkarier. Dia tak pernah putus asa untuk meraih keberhasilan dalam keluarga dan pekerjaan. Bulan suci Ramadan pun menjadi momentum baginya untuk menyatukan keluarga dalam kebersamaan yang di hari-hari biasa kerap tidak bisa dilakukan, karena kesibukan masing-masing.

 

Ketika malam Ramadhan menjelang, keluarga melakukan salat tarawih berjamaah, baik di rumah atau di masjid akan terasa betapa indahnya sebuah kebersamaan di bulan suci. Idulfitri pun kemudian menjadi puncak ibadah puasa bulan suci Ramadan. Dihayati sebagai Hari Kemenangan, Idulfitri menghadirkan kebahagiaan tersendiri bagi dr. Ayu dan keluarga, karena menjadi momen berkumpul dengan keluarga serta kerabat.

 

BACA JUGA:

Hida : Berdayakan Perempuan Sebagai Fashionpreneur

Inna Rossaria Auwines : Menjaga Legacy Melanjutkan Amanah

 

BERBAGI PERAN DALAM RUMAH TANGGA

 

Bersama sang suami Edwin Asis Mail, dr. Ayu selalu berbagi peran dalam menjalani kehidupan rumah tangga sehari-hari, termasuk ketika bulan puasa. “Di Bulan Ramadan ini saya buka praktek di klinik sampai jam 5 sore. Setelah itu, biasanya saya menyiapkan menu berbuka puasa bersama anak-anak, dan berdiskusi terlebih dahulu mengenai hidangan yang diinginkan. Atau misalnya, jika hendak makan di tempat lain, kita saling berkoordinasi mencari restoran yang diinginkan untuk berbuka puasa. Dan yang menjadi tantangan adalah saat membangunkan kelima anak-anak kami untuk sahur, mereka sering susah bangun, bahkan terkadang mereka bisa makan sambil tidur,” ungkap dr. Ayu seraya tersenyum.

 

Dalam berumah tangga menurutnya memang dibutuhkan team work yang solid dan komunikasi terbuka. Dia melanjutkan, “Misalnya, saat terpaksa harus lembur, saya akan meminta tolong suami untuk membantu mengurus anak-anak, seperti mandi, makan, dan belajar. Ketika pulang saya bergantian meluangkan waktu bersama anak-anak, mengecek apa saja kegiatan yang mereka lakukan seharian dan membantu tugas sekolah yang belum selesai. Setelah itu, baru saya me time dan menyempatkan diri berbagi cerita bersama suami.”

 

 

Momen ketika salat subuh dan tarawih bersama-sama dan salat Idulfitri di hari raya menjadi kegiatan yang membahagiakan bagi dr. Ayu sekeluarga. Dia bersyukur putra-putranya rajin menjalankan salat lima waktu dan salat sunah, tanpa harus dipaksa melakukannya. “Salah satu putra saya pernah bertanya sesuatu yang membuat saya tersentak dan sedih. Jika suatu saat nanti Mama tidak ada lalu ingin bertemu di surga, bagaimanakah caranya? Saya pun menjawab kuncinya adalah rajin salat dan menjadi anak yang saleh, kemudian doakan Mama agar masuk surga dan kita pasti bersama-sama kembali,” ujar dr. Ayu dengan nada terharu.

 

Mengajarkan kelima anaknya, agar menjadi anak saleh dan tidak lupa melaksanakan salat lima waktu memang bukanlah hal yang mudah. Anak-anak zaman sekarang tidak cukup diingatkan dengan kata-kata, namun harus dipraktikkan. Dia melanjutkan, “Biasanya mereka akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tua. Jadi, saat kita berbuat baik dan mereka bertanya mengapa melakukannya. Kita perlu menjelaskan bahwa dalam kehidupan ini kita tidak boleh lupa bersembahyang, peduli akan sesama, mengucapkan syukur, dan berbagi."

 

TANGGUNG JAWAB BESAR YANG ISTIMEWA

 

Bagi Edwin dan dr. Ayu membesarkan sekaligus mendidik kelima anaknya adalah suatu tanggung jawab besar yang istimewa. Jika mereka melakukan kesalahan, kami tidak memarahinya, melainkan memberitahu kesalahannya dan tindakan yang harus dilakukan. Ketika mereka berbuat hal yang baik, seperti nilai rapor sekolah bagus atau berhasil menjalankan ibadah puasa, sebagai apresiasi mereka akan mendapatkan hadiah khusus.

 

BACA JUGA:

Winda Ariyani Susilo: Turut Meningkatkan Literasi di Indonesia

Sang Womanpreneur Multitalenta & Aktif di Dunia Sosial

 

Saat Edwin tengah tidak sibuk, dia pun tidak sungkan-sungkan mengantar dan menemani istrinya berbelanja. Pada saat dr. Ayu memasak, dengan sigap dia langsung bercengkerama dengan anak-anak, bergantian mengurus mereka, termasuk memandikan sekaligus membantu memilih busana anak-anak yang masih kecil-kecil. “Jika ada waktu lebih lama, suami saya suka mengajak anak-anak yang lebih besar bermain PlayStation, naik motor atau bersepeda bersama. Sementara, anak-anak yang masih kecil bermain bersama saya. Anak-anak juga diajarkan untuk mengayomi adik-adiknya, selain bertanggung jawab terhadap diri masing-masing, sehingga semuanya saling tolong-menolong. Keluarga adalah teamwork, jadi memang tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, tapi kita harus saling bekerjasama untuk meraih kesuksesan dalam keluarga,” papar dr. Ayu dengan nada bersemangat.

 

Tugas orang tua di era digital ini juga perlu menjaga anak-anak untuk mengetahui mana yang layak ditonton atau dibaca dan mana yang harus dijauhi. Kita tidak boleh ketinggalan zaman, harus berwawasan luas, dan melek digital, agar bisa menerangkan kepada anak-anak mengapa suatu hal tidak boleh dilihat, karena bukan tayangan untuk anak-anak. “Misalnya, anak-anak melihat adegan tidak senonoh atau sesama pria berciuman, kita jangan langsung panik mematikan tayangan tersebut, karena mereka dapat mengaksesnya sendiri di luar sepengetahuan kita. Sebaiknya kita menjelaskan dengan bijaksana dari sisi agama hal tersebut dilarang oleh Allah SWT dan berakibat buruk jika melakukannya,” lanjut dr. Ayu.

 

 

Untuk meraih keberhasilan dalam keluarga, tentunya peran dan kontribusi suami menjadi sangat penting untuk terlibat secara intens. Jika kita bisa menangani keluarga dengan baik, dalam berkarier pun tentunya akan lebih tenang dan bisa fokus menjalaninya. Di tengah kesibukan sang suami yang memiliki bisnis di bidang permodalan sebagai investor di berbagai jenis usaha, dia selalu mendukung secara positif pekerjaan yang dilakukan sang istri.

 

“Saya selalu berusaha menjadi pendengar yang baik dan memberi masukan jika diperlukan. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan saya sangat mendukung usaha istri saya yang rajin menimba ilmu ke berbagai negara untuk kemajuan klinik kecantikannya. Ketika bisnis sedang turun, saya pun  selalu menyemangatinya untuk pantang mundur, karena yang namanya usaha selalu ada masa naik dan turunnya. Sebagai seorang Muslim saya percaya rezeki, jodoh, dan maut sudah diatur oleh Allah. Yang penting kita jangan berhenti berusaha, berbuat baik, dan selalu berdoa,” ungkap Edwin.

 

 

Baca artikel selengkapnya di e-magazine Women's Obsession April 2023